FAJAR SATRIA WIDIYANTO – Yogyakarta – #DalangBocah 2015

FAJAR-SATRIA-WIDIYANTO

Nama Peserta             :  FAJAR SATRIA WIDIYANTO

Tempat Tgl. Lahir        :  Gunungkidul, 28 Mei 2005

Pendidikan                 :  Kelas 4 SD N Wonosari Baru

Umur                         :  10 tahun

Orang Tua                  :

Alamat Rumah            :  Munggipasar RT 07 RW 32

Semanu, Gunung Kidul

Sanggar                     :

Gagrag                      :

Lakon                                    :  GATHUTKACA GUGUR

SINOPSIS

GATHUTKACA GUGUR

 

Perang Bharatayuda yang sangat menakutkan akhirnya terjadi juga. Berhari-hari  sudah pertempuran berlalu, namun belum ada tanda-tanda akan berakhir. Pemenangnyapun belum dapat ditentukan, apakah Kurawa atau Pandawa. Hingga di hari ke-14, Kurawa berinisiatif melanjutkan pertempuran di malam hari dengan menobatkan panglima perang yang baru, yakni Sang Adipati Karna.

Pandawa tidak tinggal diam. Pandawa menunjuk Gathotkaca untuk memimpin perang di malam hari. Perang dahsyatpun terjadi di malam itu. Adipati Karna dengan bala tentara raksasa dari Negara Pagerwaja, Pageralun, dan Pagerwatangan melawan Gathotkaca yang juga dibantu bala tentara raksasa dari Pringgondani.

Kesaktian Gathotkaca sungguh membuat ciut nyali Adipati Karna. Kelebihan Gathotkaca yang bisa terbang memudahkan  Sang Tetuka menghancurkan bala tentara musuh. Namun sayangnya, karena gelapnya malam Gathotkaca tidak dapat membedakan mana bala tentara Karna dan mana prajurit Pringgondani, karena semua berujud raksasa. Hingga malam itu Padang Kurusetra dipenuhi darah dan bangkai raksasa. Sang Adipati Karna pun geram, hingga dia mengeluarkan senjata pamungkas Kunta Wijayandanu. Sang Karna segera melepaskan senjata berujud panah tersebut.

Melesat bagai kilat Sang Kuntawijayandanu mengejar kemana larinya Sang Tetuka. Gathotkaca pun tahu bahwa Kunta adalah “maut”nya, karena ketika lahir tali pusar Gathotkaca hanya bisa dipotong menggunakan sarung senjata kunta, hingga sarung senjata itu merasuk dalam raga Gathotkaca, menyatu dengan tubuh Tetuka. “Apakah kini saatnya Sang Kunta masuk dalam Sarungnya”, begitulah pikir Gathotkaca, hingga rasa takut menghinggap.

Gathotkaca melesat terbang ke angkasa setinggi mungkin agar tak terjangkau oleh senjata Kunta. Tapi takdir harus terjadi. Sukma Kalabendana yang dulu pernah dibunuh Gathotkaca kala berselisih paham, hadir dan memandu Senjata Kunta agar sampai di hadapan Gathotkaca. Sang Tetuka pun pasrah ketika tahu bahwa Sang Paman telah menjemputnya untuk bersama-sama menuju nirwana. Terjadilah, Curiga Manjing Warangka, Kunta tertanam di pusar Gathotkaca. Gugur Sang Tetuka sebagai pahlawan Pandawa

 

Share Button

Leave a Comment