- Hari Kelima - Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEEMPAT Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KETIGA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEDUA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI PERTAMA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda Virtual Tingkat Nasional 2020
CATATAN Pementasan Hari Pertama Festival #DalangBocah 2017
Pementasan Hari Pertama FDB 2017 diawali oleh pemenang FDB tahun 2016 dengan predikat “Dalang Mumpuni” Woro dari Jawa Tengah denganLakon Anoman Duta. Sesuai predikat yang diperoleh Woro mempergelarkan dengan sangat menarik dan total. Penguasaan catur (dialog) antar tokoh wayang karakternya pas, gregetnya terasa sekali. Demikian juga dengan sabet dan sulukan yang dikuasai dengan sempurna serta ditunjang penguasaan teknis mendalang yang luar biasa, menjadikan pementasanya mengagumkan para pengamat dan penonton wayang.
Vicky Wahyu Hermawan Romadhan dari Jawa Tengah (Solo) membawakan Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta dengan lakon Nggeguru, juga tak kalah menarik dan Ia memainkanya dengan apik. Dalang Bocah binaan Sanggar Sarotama di bawah asuhan seorang Master Pak Muji seorang dukun Dalang cilik yang telah berhasil membantu proses lahirnya generasi penerus dalang tak terhitung jumlahnya.Termasuk Diva Setiandra Rara Rahmandani dari Karanganyar seorang Dalang Bocah Perempuan Gagrag Surakarta yang membawakan lakon Srikandi, Naskah karya Bambang Suwarno ini juga mempunyai keunggulan dalam bidang catur. Diva membawakan lakon Srikandi dengan baik.
Gunawan dari Cirebon menyajikan wayang kulit Gagrag Cirebonan dengan Ceritera Gatut Kaca Sabdha Guru dan Devanata Nararya Prasandha dengan Lakon Babad Alas Amer, Muhammad Azikri dengan Lakon Subali Gugur juga tak kalah menarik, dengan iringan Khas Cirebonan menjadi suguhan yang berbeda dengan Wayang kulit Gagrak Surakarta.
Begitu pula dengan Satriya Bagus Wijaya dari Indramayu menyajikan Wayang Kulit Purwa Gaya Indramayu dengan Lakon Semar Turun Ampah disajikan dengan bagus. Arya Pradika Aliyani, menampilakkan wayang golek cepak dengan lakon Babad dermayon, juga sangat menarik untuk di tonton. Juga sangat bagus di bidang catur atau dialog, titik komanya sangat jelas, semeleh dan gampang dicerna. Meski dia bukan anak Dalang bahkan Bapaknya seorang tukang servis TV tapi bakatnya mengalir dari Ibunya yang seorang Sinden. Ternyata dik Arya bukan hanya pandai mendalang tetapi di sekolahnya juga masuk rangking sepuluh besar.
Shildam Gema Amanda Firdaus menampilkan wayang golek purwa dengan lakon Jaya Perbangsa, tampil memukau dengan penguasaan teknis mendalang yang hebat, menurutnya itu berkat bimbingan Gurunya Ki Dede Amung yang menjadi Dalang Panutanya. Dik Shildam mempunyai cita-cita hanya menjadi Dalang bukan profesi yang lain. Ini tentunya sebuah pilihan hidup yang mengagumkan untuk anak seusiannya. Bahkan dia berkata “siapa lagi yang akan mencintai dan melestarikan wayang jika bukan kami generasi penerus Dalang”, katanya. Bahkan Arya menghimbau kepada generasi sebayanya untuk mengapresiasi wayang yang nyata-nyata budaya adiluhung milik bangsa Indonesia dan sudah mendapat pengakuan dunia sebagai Karya Agung Warisan dunia.
Kevin Alken Raditya Kadokura menampilkan Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta dengan Lakon Hanoman Obong. Penguasaan pakeliran yang bagus menjadikan pementasan Kevin sangat mengesankan, meski anak kelahiran Jakarta namun penguasaan bahasa jawanya lumayan bagus. Dalang dari DKI yang juga tampil di hari pertama adalah Sentanu Wijaya, dengan manampilkan Wayang Kulit Betawi dengan Lakon Bang-bang Kilang Sara. Meski regenerasi Dalang Betawi hampir punah namun semangat untuk melestarikan wayang Betawi tak kunjung padam. Sentanu Wijaya bertekad menjadi dalang yang baik dan berharap bisa meraih dalang mumpuni, kata Sentanu. Sementara itu Muhammad Anggoro Putro dari Lampung menyajikan wayang kulit purwa gaya Surakarta dengan Lakon Wahyu Mustika Aji. Meski titi laras terhadap nada gamelan masih harus belajar lagi tetapi patut diacungi jempol Anggoro berani tampil dalam FDB 2017 menjadi utusan Provinsi Lampung. Semoga semuanya belajar mendalang dengan tekun dan kelak kemudian hari menjadi Dalang profesional yang membanggakan.