- Hari Kelima - Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEEMPAT Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KETIGA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEDUA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI PERTAMA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda Virtual Tingkat Nasional 2020
PEMBUKAAN FDB 2012
Kebudayaan adalah salah satu benteng terakhir yang menjadi perekat yang menjaga persatuan dan kesatuan, serta menjadi tolok ukur peradaban suatu bangsa. Atas dasar itulah, Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) kembali melaksanakan hajat tahunan Festival Dalang Bocah (FDB) tingkat Nasional untuk kali keempat. Seperti tahun lalu, FDB kali ini dilaksanakan berkat kerjasama strategis yang dibangun PEPADI dengan Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI) dan Bank Indonesia (BI) selaku pihak yang memfasilitasi berlangsungnya acara kesenian asli bangsa ini. Acara ini dimulai dengan pertunjukkan Jathilan yang segera menarik perhatian masyarakat sekitar dan pengunjung yang sudah menanti dibukanya event tahunan ini.
Selain sebagai event rutin yang diselenggarakan setiap tahun, FDB diharapkan dapat menjadi salah satu ajang pelestarian kesenian Wayang yang kebradaannya telah diakui sebagai ‘Karya Agung Dunia’ oleh UNESCO. Bapak Ekotjipto selaku Ketua Umum PEPADI Pusat menyatakan, “PEPADI sebagai organisasi profesi di bidang Pedalangan dan Pewayangan mempunyai tugas memelihara, menghidupkan, dan mengembangkan seni Pedalangan dan Pewayangan yang bekerjasama dengan SENA WANGI dan mitra-mitra Wayang secara nasional.”
Selain sebagai salah satu upaya pelestarian, FDB juga diharapkan mampu menjadi pemicu bagi seluruh penggiat Wayang Nasional untuk semakin gigih mengembangkan budaya Adiluhung warisan para leluhur ini. Eksistensi Wayang sebagai sebuah seni pertunjukkan tidak mungkin bisa terbangun hanya melalui regenerasi Dalang muda semata. Layaknya seni pertunjukkan lain, Wayang juga membutuhkan apresiasi penonton sebagai wujud dari pertunjukkan itu sendiri. Oleh karena itu, PEPADI berharap Wayang bisa tetap menjaga tujuannya yang juga menjadi salah satu pembedanya dari pertunjukkan-pertunjukkan lain. Karena selain memberikan tontonan, Wayang juga mempunyai misi penting yakni, menjadi tuntunan dan menciptakan tatanan, bagi khalayak luas.
“Kami melihat regenerasi penonton Wayang harus dilakukan dan itu bisa dilakukan jika Wayang dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan,” papar Bapak Ekotjipto dalam pebukaan FDB tingkat Nasional 2012 ini. “Frekuensi pertunjukkan Wayang juga harus ditingkatkan dan stasiun-stasiun Televisi bisa menyajikan program siaran Wayang. Untuk itu kami berharap doa restu dari masyarakat sekalian agar perjuangan kami ini bisa terwujud.” Lebih lanjut, Bapak Ekotjipto juga berharap agar kerjasama strategis dengan berbagi pihak yang selama ini saling bahu membahu dengan PEPADI bisa semakin erat. “Ini merupakan kali kedua FDB tingkat Nasional diselenggarakan di Museum Bank Indonesia. Kiranya BI bisa menjadi mitra strategis dalam melaksanakan perjuangan pelestarian budaya nasional ini.” Pak Eko, sapaan akrab beliau juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini.
Setali tiga uang, Direktur Eksekutif Departemen Peredaran Uang BI, Gatot Sugiono juga menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan Wayang sebagai kebudayaan nasional. “Pelestarian kebudayaan Nasional juga merupakan salah satu concern dari BI yang selama ini mencoba membangun komitmen bahwa, herritage bukan hanya untuk dijaga saja tapi juga untuk diperjuangkan dan terus dikembangkan,” papar beliau dalam sambutan pembukaan. Beliau menekankan pentingnya menjaga kebudayaan sebagai salah satu pokok dasar yang menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Diakuinya Wayang sebagai salah satu warisan budaya dunia dapat mengangkat nama Indonesia di tengah kehidupan global. “Untuk itu diperlukan langkah inovasi untuk tetap menjaga kelestarian Wayang dan lebih diterima oleh generasi muda saat ini,” tutupnya yang segera dilanjutkan dengan pemukulan Gong pertanda acara secara resmi dibuka.
FDB kali ini diikuti oleh 20 orang peserta yang merupakan pilihan dari Provinsinya masing-masing. Untuk bisa mengikuti ajang tingkat Nasional ini, para peserta harus mampu menunjukkan bahwa mereka merupakan wakil terbaik dari Provinsi masing-masing. Predikat unggulan Provinsi yang mereka sandang ditentukan oleh kepengurusan PEPADI di tingkat Provinsi maupun Kabupaten. Atas dasar itulah para peserta berhak melenggang ke FDB tingkat Nasional. ● AOVI | Marthin Sinaga