- Hari Kelima - Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEEMPAT Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KETIGA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEDUA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI PERTAMA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda Virtual Tingkat Nasional 2020
Ikatan Syndroma Down Indonesia Hadiri Festival Dalang Remaja 2011
Hari kedua Festival Wayang Remaja (20/10) diramaikan oleh kehadiran kawan-kawan Ikatan Syndroma Down Indonesia (ISDI). Ibu Dewi Wardhani selaku pembina mengatakan jika kehadiran mereka merupakan bagian dari pendidikan kepada kawan-kawan penyandang down syndrome. “Wayang kaya dengan nilai, tetapi yang lebih penting secara visual wayang juga menarik. Terutama bagi kawan-kawan ini karena hal itu dapat merangsang perkembangan mereka. Mereka ini tuna grahita jadi butuh stimulan-stimulan yang lebih ketimbang umumnya mereka yang normal.”
ISDI (Ikatan Sindroma Down Indonesia) adalah sebuah Kelompok nirlaba yang terdiri dari orang tua, ahli medis, ahli pendidikan kebutuhan khusus, para guru, dan simpatisan yang didirikan pada 21 April 1999. ISDI bertujuan untuk mendukung para penyandang down syndrome yang selama ini belum mendapat kesempatan maupun hak yang sama dengan mereka yang normal. “Kami berharap dapat memberikan pelayanan keterampilan sesuai dengan kebutuhan anak dan meningkatkan kemampuan mereka. Harapan kami, anak-anak ini kelak dapat mandiri. Selain itu, kami juga berharap agar kesan negatif tentang penyandang down syndrome yang selama ini beredar di tengah masyarakat luas dapat terkikis. Dengan demikian, anak-anak ini kelak memiliki masa depan yang lebih cerah.”
Lalu bagaimana reaksi kawan-kawan ketika menyaksikan wayang tadi? “Ada beberapa anak yang masih takut melihat bentuk dan rupa wayang tapi pada dasarnya mereka senang,” ujar Bu Dewi. “Sayangnya ruangan gelap…saya agak khawatir mereka hilang,” lanjut Bu Dewi. “Selain itu bahasa yang digunakan agak sulit dipahami anak. Mungkin kalau dibuat sedikit lebih universal, wayang dapat menjadi salah satu medium pendidikan sekaligus komunikasi bagi anak-anak ini. Karena pada prinsipnya, secara visual maupun audio, hal itu menarik perhatian mereka.” (AOVI / Cin)