- Hari Kelima - Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEEMPAT Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KETIGA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEDUA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI PERTAMA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda Virtual Tingkat Nasional 2020
Fakih Trisera Fil Ardi: Mendadak Wayangan…
Jangan kira Daerah Khusus Ibukota Jakarta tidak memiliki dalang cilik. Adalah Fakih Trisera Fil Ardi, kelahiran Jakarta, 9 April 2001, yang mewakili provinsi tersebut. Tampil dengan membawakan Babad Wanamarta, dengan gaya Surakarta, Fakih yang kini duduk di kelas 6 SD Negeri Pondok Kopi 08, menceritakan awal ketertarikannya dengan wayang.
“Dulu waktu masih kecil saya pernah diajak nonton wayang, kalo nggak salah pas masih TK apa ya…” terangnya seusai membawakan pagelaran. “Saya mendadak suka wayang karena wayangan itu asyik banget,” tambahnya lagi. Berangkat dari ketiba-tibaan itu Fakih lalu mendaftarkan diri di Sanggar Saeko Budoyo, pimpinan Bapak Toto Sumarwoto dan hampir setiap minggu Fakih berlatih di Taman Mini Indonesia Indah. “Saya jadi belajar banyak, mulai dari bentuk-bentuk wayang sampai belajar bahasa Jawa juga.”
Kecintaan Fakih dengan wayang demikian besar. Bahkan Fakih lebih suka wayang ketimbang PS (Play Station). “Saya pernah coba main PS, waktu di desa tempat simbah saya sempat rental PS. Trus waktu main di rumah pacar kakak juga, tapi tetep aja saya nggak suka PS. Enakan main wayang, makanya habis itu saya nggak mainan PS lagi,” terang Fakih sambil tertawa.
Fakih sendiri sudah tampil dalam beberapa event besar, diantaranya pentas HUT TMII, pentas hari anak nasional, Gelar Dalang Cilik Nusantara juga Temu Dalang Cilik Nusantara. “Kalau saya mau pentas biasanya teman-teman dan tetangga-tetangga di rumah pada kasih salam. Katanya, doain saya biar pentasnya bagus.”
Dalam FDB kali ini, Fakih membawakan lakon yang menceritakan perjuangan para Pandawa mulai dari Bale Sigala-gala, saat mereka dibakar oleh para Kurawa, hingga kesengsaraan selama mereka hidup di dalam hutan. Tetapi akhirnya, dengan semangat dan kerja keras, babad Wanamarta pun berubah menjadi negara gung, Indraprastra. “Ya, pokoknya kita itu harus selalu belajar dan belajar. Jangan mudah putus asa,” jawabnya mantap seraya menutup perbincangan. [aovi l cin]