Dwi Adi Nugraha: Piawai Memainkan Sarapada

Ketika berbincang dengan si dalang yang satu ini, jangan berharap bisa melakukannya dalam Bahasa Jawa. Meski banyak prestasi telah diraih terkait kemampuannya mendalang, Dwi Adi Nugroho, atau kerap dipanggil Adi, bukanlah penutur bahasa Jawa yang lancar. Namun, keterbatasan dalam bahasa Jawa tidak lantas mengendorkan semangatnya untuk belajar mendalang.

Bocah kelahiran 5 Oktober 1995 ini telah mulai mengakrabi pementasan wayang purwa sejak usia 3 tahun.  Ketika Bapaknya, Asman Budiprayitno mendalang, Adi selalu betah menunggui pergelaran hingga rampung. Pada usia yang amat dini, Adi tertarik merasakan tokoh-tokoh wayang di genggamannya, menirukan Bapaknya. Melihat gelagat kecintaan anaknya pada dunia pedalangan, Asman mulai melatih Adi pelan-pelan. Kadang, bahkan, sambil mendalang, Asman akan membiarkan Adi menyaksikan pementasannya dari pangkuannya.

Asman sendiri juga mengelola sebuah sanggar pedalangan bocah di Jakarta, yang telah mendidik banyak bocah untuk menjadi dalang-dalang usia dini. Selain melatih mendalang, sanggar yang diberi nama Sanggar Nirmalasari ini kini telah banyak dikenal sebagai salah satu sanggar yang melatih karawitan dan campursari untuk anak. Adi telah memperolah lingkungan yang tepat untuk bisa tumbuh dan berkembang sebagai seorang dalang yang handal.

Beberapa prestasi yang pernah disandang Adi adalah sebagai pemenang utama pada Festival Dalang Bocah 2008 di Jakarta. Pada tahun 2009, Adi juga masuk dalam lima besar dalang cilik dan masuk dalam kategori Ngabehi (telah menguasai semua komponen dalam teknik mendalang) pada Temu Dalang Cilik Juli 2009 di Taman Budaya Surakarta. Pada Festival Dalang Bocah 2009 di Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah, pada bulan Desember 2009, Adi didaulat sebagai salah satu peserta yang mewakili DKI Jakarta, menampilkan cerita Puntadewa Tandang. Kisah ini dipilih karena sesuai dengan kategori anak-anak, yang bisa belajar dari sikap Puntadewa yang sangat menghormati dan patuh pada nasihat sang ibu, Kunti Talibrata, dan Puntadewa telah rela berkorban untuk menyelamatkan para saudaranya.

Asman menyampaikan bahwa sebagai seorang dalang bocah, salah satu kelebihan Adi adalah kemampuannya memainkan tokoh Sarapada, yang mungkin bagi sebagian besar dalang bocah, tokoh itu sulit dimainkan. Asman juga menerangkan bahwa Adi kini tengah mempersiapkan lakon Rama Tambak yang akan dipentaskannya di Singapura bulan Maret 2010 nanti, untuk memenuhi undangan keluarga mahasiswa Indonesia di Singapura.

Beberapa lakon yang pernah ditampilkan dalang yang menyukai tokoh Gatotkaca ini, di antaranya, adalah Sesaji Rajasuya, Dewaruci, Bimasuci, Begawan Sudamala. Bahkan, sehari sebelum tampil pada acara Festival Dalang Bocah 2009, Adi harus terbang ke Surakarta, untuk melakukan pementasan di Taman Budaya Surakarta. Dia bersama beberapa dalang bocah lainnya memperoleh kehormatan untuk tampil dalam rangka menyambut tahun baru Islam.

Siswa kelas 2 SMP PGRI Pondok Labu, Jakarta Selatan ini juga seorang pemain gitar, rebana dan drum. Seperti halnya anak-anak kebanyakan, Adi juga menyukai permainan Play Station dan juga sepakbola. Sejauh ini, cita-citanya adalah menjadi seorang dalag besar yang bisa membawa nama Indonesia dengan tradisi aslinya. (Grey)

Share Button

Leave a Comment