- Hari Kelima - Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEEMPAT Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KETIGA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEDUA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI PERTAMA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda Virtual Tingkat Nasional 2020
Sucita Kawekas: Berguru dari Panggung ke Panggung

Suaranya cukup khas. Cengkok ala Jawa Barat-an terdengar hingga jauh ke lapangan Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta, saat Sucita Kawekas menggelar pementasan wayang dengan lakon “Babad Wanamerta” pada ajang Festival Dalang Muda 2016 di pelataran Museum Seni Rupa & Keramik Jakarta,17 November 2016. Remaja yang lahir di Cirebon, 17 Juli 1992 ini mewakili PEPADI Jawa Barat. Menariknya, walaupun Cita hanya lulusan SMP, ia memiliki pemikiran yang cemerlang. Terbukti, lakon yang dibawakannya ini dipersiapkannya sendiri, tentunya dengan bantuan dan bimbingan beberapa orang.
Cita mengakui, ia terjun penuh untuk mendalang justru setelah sang ayah tiada. Almarhum ayahnya yang juga mendalang merupakan tokoh paling penting dalam perjalanan Cita untuk memutuskan tidak lagi menempuh pendidikan formal dan total di dunia pedalangan. Berbekal peralatan peninggalan ayah, serta jaringan dalang di Cirebon, Cita perlahan-lahan mengasah kemampuannya menjadi dalang muda. “Saya belajar dari panggung ke panggung. Guru saya ya panggung itu,” ucap Cita dengan suara mantap.
Ketika ditanya apa modal utamanya, Cita menjawab dengan suara yakin, “Keberanian.” Simak wawancara Sucita Kawekas tentang pengalamannya dalam mendalang, hingga perhatiannya pada seni pewayangan di Cirebon yang dianggapnya belum memiliki rumah pendidikan formal layaknya Yogyakarta dan Surakarta.