Penutupan Festival Dalang Bocah 2012

Ada sesuatu yang berbeda dalam penutupan Festival Dalang Bocah (FDB) tingkat Nasional kali ini. Acara penutupan ajang regenerasi penggiat kesenian tradisi Adiluhung ini sepenuhnya dilaksanakan di Istana Wakil Presiden dan disaksikan langsung oleh Wakil Presiden, Bapak Boediono beserta Istri. Ini juga merupakan kali pertama diadakannya pementasan pertunjukan Wayang di Istana Wapres. FDB 2012 ini ditutup dengan pementasan Wayang oleh Dalang Ki Cahyo Kuntadi yang membawakan Lakon Pandawa Boyong. Satu hal lain yang menarik dari pementasan Wayang ini adalah munculnya Irumi Kano dan Agnes, dua orang Sinden asal Jepang dan Kanada yang turut mengiringi pertunjukan Wayang Ki Cahyo Kuntadi. Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum, Bapak Djoko Kirmanto dan Menteri Keuangan, Bapak Agus Martowardoyo.

Secara keseluruhan FDB 2012 berjalan dengan baik dengan antusiasme pengunjung yang datang ke Museum Bank Indonesia, tempat dilaksanakannya acara, cukup banyak ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Dari 19 peserta yang bertanding, akhirnya dihasilkan 5 penyaji terbaik non ranking yang jatuh pada:

  1. Bagus Pramita Adi Nugroho (Jawa Timur)
  2. Apriliawan Endi Wahyu Nugroho (Jawa Tengah)
  3. Yoga Nurdiansyah KS (Jawa Tengah)
  4. Rosiansah Dharma Pratama (DIY)
  5. Danan Wisnu Pratama (DKI Jakarta)

Kelima peserta terbaik non rangking tersebut dianggap mampu menyajikan beberapa teknik yang cukup baik untuk kategori Dalang Bocah. Dari kelima peserta tersebut, Bagus Pramita Adi Nugroho yang mewakili Provinsi Jawa Timur ditetapkan sebagai Dalang Bocah berpotensi dengan Penampilan Komprehensif Terbaik. Bagus yang mendapatkan nomor urut 6 tersebut memberikan penampilan terbaiknya pada hari pertama FDB 2012 dengan membawakan Lakon Labuh Nagri (Gg. Jawa Timuran). Bocah kelahiran Wonogiri, 20 Januari 2001 ini sejak awal memang telah mendorong banyak komentar, baik dari para pengunjung yang hadir, maupun dari beberapa Dalang senior yang turut menyaksikan ajang yang diselenggarakan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Pusat ini. Bagus juga berhak mendapatkan Piala Wakil Presiden yang diberikan langsung oleh Bapak Boediono.

Dalam sambutan penutupan, Ketua Umum PEPADI Pusat, Bapak Ekotjipto mengucapkan terimakasih kepada seluruh stakeholder dan pihak yang terlibat dalam acara ini sehingga acara bisa berjalan dengan baik dari awal hingga akhir. Beliau juga mengungkapkan rasa sukacita atas dilaksanakannya pertunjukan Wayang yang digelar di Istana Wapres untuk menutup rangkaian acara FDB 2012. “Ini menjadi bukti bagi kami bahwa, Bapak Boediono sejatinya adalah pecinta pertunjukan Wayang dan peduli terhadap kesenian Wayang,” ucapnya yang disahut tepuk tangan para hadirin yang menghadiri acara penutupan FDB dan pertunjukan Wayang di pelataran Istana Wapres. Pak Eko, sapaannya, yang juga memilii hubungan perkawanan baik dnegan Bapak Boediono juga sedikit bercerita tentang masa kecil Pak Wapres. “Bapak Boediono ini sewaktu kecilnya sering dibangunkan oleh Ayahnya untuk nonton Wayang,” selanya di tengah-tengah kata sambutan. Pak Eko juga menyambung, “Kami berharap pertunjukan Wayang bisa rutin dilaksanakan di Istana Wapres dan diikuti juga oleh Kantor-kantor Kementerian lainnya sebagai bukti kalau Pemerintah juga peduli terhadap Wayang.”

Ungkapan terimakasih secara khusus dialamatkan kepada Bank Indonesia yang telah menyediakan Museumnya sebagai tempat penyelenggaraan FDB 2012. Hal yang sama dengan apa yang telah diberikan pada tahun sebelumnya. Kerjasama antara organisasi Wayang seperti PEPADI dan SENAWANGI dengan pihak Pemerintah diharapkan bisa berjalan dengan baik untuk menjaga kelestarian Wayang sebagai salah satu kebudayaan nasional yang telah diakui sebagai Karya Agung dunia oleh UNESCO.

Regenerasi dalam dunia kesenian Wayang diakui Pak Eko cukup mengkhawatirkan karena arus budaya asing saat ini telah sangat deras mempengaruhi perkembangan generasi anak muda Indonesia. Ajang FDB 2012 menjadi salah satu event yang diharapkan bisa melahirkan generasi-generasi baru, mulai dari Dalang, penonton, dan penyelenggara kesenian Wayang. Proses regenerasi ini harus terjaga dengan baik agar bisa membentengi generasi masa depan Indonesia dari budaya luar yang kurang sesuai dengan jatidiri Bangsa. PEPADI melalui Pak Eko juga terus berjuang agar Wayang bisa masuk dalam kurikulum Pendidikan Nasional. Dengan masuknya Wayang dalam Sistem Pendidikan Nasional, Wayang niscaya bisa lebih dikenal oleh anak-anak Indonesia. “Wayang bisa jadi pilot project bagi Budaya Nasional lainnya untuk dimasukan dalam Kurikulum Pendidikan,” papar Pak Eko, masih dalam sambutan penutupnya. Untuk menjalankan strategi tersebut, peran Pemerintah sangat dibutuhkan. Masa depan generasi muda perlu dibentengi oleh kebudayaan nasional agar bisa sejalan dengan jatidiri Bangsa. “Hal berharga dari Bangsa ini terancam hilang, karenanya dukungan Pemerintah sangat dibutuhkan.”

Sementara itu, Wakil Presiden, Bapak Boediono dalam sambutannya juga memberikan tanggapan atas paparan yang diungkapkan Bapak Ekotjipto dalam sambutan penutupnya. Pelestarian atas Budaya Nasional seperti Wayang memang membutuhkan perhatian lebih oleh Pemerintah dan layak disambut dengan baik. “Pelestarian Budaya, terutama Wayang, perlu dapat perhatian serius. Saya salut dengan perjuangan yang dilakukan PEPADI dan para penggiat kesenian Wayang lainnya,” tanggap Pak Wapres. Beliau juga beranggapan kalau ajang seperti FDB ini merupakan jalan yang sangat baik sebagai proses regenerasi Budaya Nasional. di sela kesempatan tersebut, Pak Boediono juga mengungkapkan rasa senangnya karena akhirnya bisa menggelar pertunjukan Wayang di Istana Wapres, kantornya.

Setelah kata sambutan penutup dari Wakil Presiden, Pak Boediono secara simbolis juga menyerahkan Wayang Bima kepada Ki Cahyo Kuntadi, Sang Dalang yang membawakan pertunjukan. Para hadirin yang datang pun menyambutnya dengan tepuk tangan meriah. Tidak lama, Ki Cahyo Kuntadi menaiki panggung pertunjukan dan memulai aksinya yang sekaligus menjadi penutup Festival Dalang Bocah tingkat Nasional 2012. (AOVI | Marthin Sinaga)

Share Button

Leave a Comment