Ki Dwi Adi Nugroho: Sangat Ingin

Kecintaan peserta asal Propinsi DKI Jakarta ini pada dalang dan dunia pewayangan terbilang sangat tinggi., Dwi Adi Nugroho yang tampil pada hari ketiga Festival Dalang Remaja (FDR) 2011 di Teater Kautaman, Gedung Pewayangan Kautaman TMII, Jakarta (20/10) memang langganan mentas festival. Gagrag Surakarta dengan lakon “Ampak-ampak Wiratha” ditampilkannya dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya. Ia menjadi peserta termuda pada FDR kali ini, berusia 16 tahun.

Dibesarkan dari Sanggar Nirmala Sari Cinere, Jakarta, Dwi memang sudah cukup mengenal situasi teater dan audiens di Teater Kautaman. Tak hanya itu, tahun 2008 di gedung ini juga, ia berhasil meraih Juara I Festival Dalang Bocah tingkat nasional. Atas dasar prestasi-prestasi semasa bocah itulah, remaja yang lahir 5 Oktober 1995 ini memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMKN 8 Surakarta jurusan pedalangan. Cita-citanya sederhana, “Supaya wayang tidak punah,” kata Dwi usai pentas.

Cita-cita dan dedikasinya bukan tanpa sebab. Dalang remaja yang terbina oleh Pepadi sejak kecil ini masih melihat wayang sebagai tontonan yang sarat tuntunan. Dwi merasakan betapa wayang membentuk karakternya, melepaskan banyak imajinasinya tentang penokohan yang pada umumnya terjadi pada fase anak kecil dan remaja. Karena muatan tuntunan itulah, Dwi memutuskan untuk lebih serius mendalami dunia pedalangan.

Bagi peraih Gelar Ngabehi di Solo tahun 2009 ini, profesi dalang merupakan bagian dari niat hidupnya. Dwi sangat menginginkan peran profesi dalang dapat tumbuh dan mencitrakan diri dalam dunia anak-anak dan remaja. Selain karena dari dunia anak dapat ditumbuhkan kecintaan pada wayang semenjak dini, dunia pada fase umur demikian penuh dengan imajinasi dan kreatifitas. Dalang dituntut untuk bisa mengkreasikan dalam bahasa kreatif yang dapat dipahami anak-anak dan remaja. Karena kreatifitas inilah, Dwi menemukan kecintaan pada dunia wayang tak berbatas. “Sangat ingin! Pingin jadi dalang kondang, pingin berkreasi dengan band atau bentuk kreasi lainnya,” tandas Dwi.

Impiannya untuk menjadi dalang kondang membuatnya kini hidup di Surakarta dan jauh dari kehidupan ibukota yang melahirkannya. Tentang hal ini, Dwi justru menemukan banyak hal baru yang melengkapi teknik pedalangannya yang dulu hanya ditemukannya dalam tingkatan dasar. Proses saat ini yang membuatnya semakin menikmati dunia pedalangan, dan berharap ia bisa memaksimalkan diri hingga ke tahapan yang paling optimal. (AOVI / PJD)

Share Button

Leave a Comment