- Hari Kelima - Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEEMPAT Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KETIGA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI KEDUA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda VIRTUAL Tingkat Nasional 2020
- HARI PERTAMA Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda Virtual Tingkat Nasional 2020
Giulia: Dara Italia Kepincut Wayang, Mengidolakan Srikandi
Bicara soal Wayang, tentu tidak asik kalau melulu diceritakan dari sudut pandang pelaku dunia pewayangan. Sesekali ada baiknya melihat dari sudut pandang berbeda. Di tengah Festival Dalang Bocah 2015 ini, ada seseorang yang setia mengamati seluruh pertunjukan dari awal hingga akhir. Hebatnya, ia berasal dari negeri nun jauh di sana, Italia.
Giulia, namanya. Dia mengaku awal kepincut pertunjukan Wayang karena efek bayangan yang dihasilkannya. Efek bayangan yang dihasilkan seperti menggugah jiwa kanak-kanak dalam dirinya. “Wayang menampilkan nilai-nilai estetik yang sulit saya katakan. Mungkin karena saya suka melukis dan Wayang sungguh sangat inspirasional,” ujar penyuka pertunjukan opera dan teater ini. “Bayangan dari pertunjukan Wayang itu seperti memancing jiwa kanak-kanak saya,” ujarnya seraya tersenyum.
Selama ini ia belajar tentang Wayang dari seniman-seniman lukis di Yogyakarta. “Di sana banyak pelukis yang mengambil Wayang sebagai objek. Ada beberapa seniman lukis yang menggunakan Wayang dari sisi estetika, ada juga yang mengambil nilai-nilai filsafatnya untuk dijadikan karya.” Kebetulan, Giulia sendiri suka melukis. Berbicara dengan sesama pelukis mempermudahnya dalam memahami nilai-nilai dari Wayang.
Hal itu lah yang menjadi alasan baginya untuk tinggal di Yogyakarta selama di Indonesia. Selain itu, Giulia juga ingin tahu bagaimana relasi antara sanggar-sanggar seni kontemporer di sana dengan sanggar-sanggar tradisional seperti Wayang. Menurutnya, pasti ada alasan kuat mengapa banyak sekali seniman kontemporer yang menggunakan Wayang sebagai sumber inspirasinya. Giulia juga tertarik dengan Wayang pasir yang menurutnya luar biasa. Kemampuan seorang Dalang untuk menghasilkan karya seni semacam itu baginya adalah kemewahan yang menginspirasi.
Kendala bahasa diakui menyulitkannya dalam memahami Wayang. Giulia ingin Wayang lebih mudah dipahami orang banyak. Ia menilai, Wayang harus dituntut untuk lebih mampu lagi menurnkan nilai-nilai tradisionalnya dalam bahasa yang mudah dipahami orang muda. “Saya suka kalau Wayang bisa disajikan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh anak-anak muda,” ujarnya.
Giulia sendiri saat ini sedang belajar antropologi dan seni. Adapun penelitian tentang Wayang yang ia lakukan saat ini adalah sebagai refleksi budaya, khususnya dari sudut padang Wayang sebagai (intangible herritage). “Saya ingin melihat efek penetapan UNESCO, tentang politik UNESCO, politik di ASEAN,” katanya. Giulia ingin mengetahui bagaimana dunia internasional berinteraksi tentang Wayang karena Wayang sudah mendapat pengakuan dari dunia internasional.
Selain itu, ia juga ingin menggali lebih dalam bagaimana sanggar-sanggar Wayang bisa hidup. “Banyak event Wayang dilaksanakan, saya ingin tahu bagaimana peran dunia internasional seperti UNESCO atau ASEAN terhadap Wayang,” tukasnya. “Tadi saya juga bicara dengan bapak-bapak dari Lombok. Katanya baru lima bulan ada sanggar di sana. Dulu semua Dalang kalau mau belajar harus otodidak,” kutip Giulia yang penasaran betul bagaimana sanggar-sanggar tradisional bisa hidup dan berkembang.
Giulia sendiri mengaku masih perlu belajar banyak tentang Wayang karena belum mengetahui berbagai tokoh yang ada di dalamnya dan belum bisa menilai bagaimana sebuah Wayang bisa dinilai bagus dalam sebuah pementasan. Pun demikian, Giulia mengaku sangat menikmati pertunjukan Wayang walau belum mengerti sepenuhnya apa yang disampaikan dari pementasan tersebut. Meski belum lama mengenal Wayang, Giulia sudah punya tokoh favorit dalam Wayang. Dara Italia ini mengaku mengidolakan Srikandi. “Tidak banyak tokoh perempuan dalam Wayang dan Srikandi adalah sosok yang kuat,” pungkas Giulia. (MS)